BAB III
METODE
PENELITIAN
1.1 Metode Dasar
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Menurut
Soekartawi (2002) studi kasus merupakan suatu pendekatan dari penelitian yang
bersifat spesifik tertentu (waktu dan tempat spesifik), sehingga hasil
penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Bahan-bahan yang diteliti lazimnya
melukiskan karakteristik yang terperinci dari suatu proses atau dari seluruh
proses kehidupan suatu unit dengan berbagai hubungannya.
1.2 Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Merak Kecamatan Dempet Kabupaten Demak.
Pemilihan lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive. Menurut
Soekartawi (2002) purposive
adalah suatu teknik penentuan lokasi berdasarkan kesengajaan untuk mencapai
tujuan tertentu.
Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan (1) sekitar 75%
petani padi sawah di Kecamatan Dempet menggunakan sistem tanam padi jajar
legowo, (2) Desa Merak merupakan desa
penghasil produksi padi sawah dengan sistem jajar legowo terbesar di Kecamatan
Dempet. Pemilihan lokasi tersebut cukup representatif dan lebih mudah dalam
mempeoleh data serta informasi untuk menujang penelitian.
|
1.3 Metode Pengambilan Sampel Responden
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling.
Menurut Soekartawi (2002) random sampling adalah pengambilan sampel secara
acak, salah satu hal yang perlu diketahui dalam random sampling adalah semua
individu dalam populasi (anggota populasi) diberi kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Populasi adalah keseluruhan subyek yang akan
diteliti, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua petani padi padi
sawah dengan sistem jajar legowo di Desa Merak Kecamatan
Dempet Kabupaten Demak yang jumlahnya 150 orang dari 5 kelompok tani. Sampel
penelitian ini 25% dari 150 petani yaitu sebanyak 40 petani. Jika jumlah subjek
lebih dari 100, maka dapat diambil sampel antara 10%-15% atau 20%-25%
(Arikunto, 2002).
1.4 Jenis dan Sumber Data
Dilihat dari sumbernya, maka data yang dapat dikumpulkan sebagai bahan
analisis penelitian usahatani, dapat digolongkan menjadi dua yaitu data primer
dan data sekunder (Soekartawi, 2002). Data primer merupakan data yang diperoleh
dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang berupa
wawancara, observasi, maupun penggunaan instrumen pengukuran yang dirancang
khusus sesuai tujuannya. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh
dari sumber tidak langsung yang berupa data rekomendasi, buku harian, notulen,
rapat, dan arsip-arsip resmi pemerintah (Soeratno dan Arsyad, 2003).
Data primer dikumpulkan
dari petani sampel melalui wawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari lembaga
atau intansi yang terkait seperti Desa Merak,
BPK Kecamatan Dempet, dan Badan Pusat Statistik.
1.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini sebagai
berikut:
1. Wawancara, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab secara tatap muka atau langsung antara penanya atau
pewawancara dengan responden.
2. Observasi, yaitu proses pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara
langsung kepada objek yang telah diteliti.
3. Pencatatan, yaitu pengumpulan data sekunder dari instansi pemerintah dan
lembaga yang terkait dan berhubungan dengan penelitian.
4. Kajian Pustaka, yaitu mengumpulkan data-data dari sumber pustaka atau
penelitian terdahulu dengan tujuan menguatkan penelitian.
1.6 Analisis Data
Analisis data dilakukan dalam rangka menentukan kriteria kelayakan dari
seluruh aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dari kriteria yang telah memenuhi
syarat sesuai kriteria yang layak digunakan (Kasmir, 2016). Analisis data dalam
penelitian ini terdiri dari:
1. Biaya usahatani
Biaya usahatani adalah
semua pengeluaran yang dilakukan petani
yang dipergunakan dalam suatu usaha tani
TC = FC + VC
Keterangan:
TC = Total biaya
FC = Biaya tetap
VC = Biaya tidak tetap
(Soekartawi, 2002).
2. Penerimaan usatani
Penerimaan usahatani
adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual.
TR = Y . Py
Keterangan:
TR = Total penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam usaha tani
Py = Harga produk (Soekartawi, 2002).
3. Pendapatan usahatani
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Pd = TR – TC
Keterangan:
Pd = Pendapatan usahatani
TR = Total penerimaan
TC = Total biaya (Soekartawi, 2002).
1. Analisis R/C
R/C adalah singkatan Return
Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan biaya.
R/C =
Keterangan:
R/C = revenue cost ratio
TR = total
penerimaan (Rp)
TC = total
biaya (Rp)
Jika diperoleh:
Nilai R/C > 1, maka usaha tersebut layak
Nilai R/C > 1, maka usaha tersebut tidak
layak
Nilai R/C = 1, maka usaha balik modal atau impas
(Soekartawi, 2002).
4.
BEP (Break Even Point)
Break Even Point adalah titik dimana total penerimaan sama dengan total biaya.
BEP unit =
Keterangan:
a = biaya tetap
p = harga jual per unit
b = biaya variabel per unit
BEP rupiah
=
Keterangan:
a = biaya tetap
p = harga jual per unit
b = biaya variabel per unit
Kriteria:
BEP dikatakan layak apabila titik impas lebih kecil (<) dari
penjualan.
BEP dikatakan tidak layak apabila titik impas lebih kecil (>) dari
penjualan (Ibrahim, 2009).
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, S. (2012). Prosedur penelitian edisi revisi v. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya
Arianda, Dwi. (2010). Evaluasi kegiatan penyuluhan budidaya padi sisitem
legowo di kabupaten tangerang. Skripsi. Fak Saintek. UIN syarif
hidayatullah jakarta
Badan Litbang Pertanian, 1997. Budidaya tanaman padi. Diakses pada 5
Januari 2017 melalui www.litbang.pertanian.go.id
Badan Pusat
Statistik Nasional. (2016). Poduksi dan Luas Panen Padi di Indonesia. Diakses
pada 2 Januari 2017 melalui www.bps.go.id
Badan Pusat
Statistik Jawa Tengah. (2016). Poduksi padi sawah. Diakses
pada 2 Januari 2017 melalui www.jateng.bps.go.id
Badan Litbang Pertanian, 2013. Sistem tanam legowo. Diakses pada 5
Januari 2017 melalui www.litbang.pertanian.go.id
Bakorluh PPK. (2012). Budidaya padi sistem tanam jajar legowo. Gorontalo:
Badan Koordinasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Provinsi Gorontalo
BPK Dempet. (2016). Produksi padi sawah
menurut wilayah Desa, Kecamatan Dempet Tahun
2012-2014.
Bobihoe, julistia. (2013). Sistem tanam padi jajar legowo. Lampung:
Balai Pengkajian teknologi pertanian lampung
Bobihoe, julistia. (2007). Pengolahan tanaman terpadu padi sawah.
Jambi: Balai pengkajian teknologi pertanian jambi
Demakkab. (2014). Sektor tanaman
pangan. Diakses pada 1
Januari 2017 melalui www.demakkab.go.id
Firmanto, H Bagus. (2011). Sukses bertanam padi secara organik. Bandung:
Percetakan Angkasa
Hasanah, Dewi. (2014). Analisis perbandingan pendapatan usahatani padi
sistem tanam jajar legowo dengan sistem tegel. Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Haryono. (2014). Program dan kegiatan badan penelitian dan pengembangan
pertanian. Jakarta: badan penelitian dan pengembangan pertanian
Ibrahim, Yacob. (2009). Studi kelayakan bisnis. Jakarta: Rineka
Cipta
Kasmir. (2016). Studi kelayakan bisnis. Jakarta: Kencana
Makarim, K dan suhartatik. (2009). Morfologi
dan fisiologi tanaman padi. Jakarta: Balai besar penelitian tanaman padi
Pratama, P. (2014). Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Padi
Sawah di Desa Sidondo 1 Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Journal.
Fakultas Pertanian Univertas Tadulako Palu
Rauf, A. dkk,. (2013). Analisis pendapatan usahatani padi sawah pada
sistem tanam legowo di kecamatan dungalio kabupaten gorontalo. Journal.
Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian Universitas Gorontalo
Soekartawi. (2002). Analisis usahatani. Jakarta: UI-Pess
Soeratno dan L Arsyad. (2003). Metedologi penelitian untuk ekonomi dan
bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar