Senin, 06 Maret 2017

BAB III ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH (Oryza Sativa) PADA SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO (Studi Kasus di Desa Merak Kecamatan Dempet Kabupaten Demak)

BAB III
METODE PENELITIAN

1.1    Metode Dasar
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Menurut Soekartawi (2002) studi kasus merupakan suatu pendekatan dari penelitian yang bersifat spesifik tertentu (waktu dan tempat spesifik), sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Bahan-bahan yang diteliti lazimnya melukiskan karakteristik yang terperinci dari suatu proses atau dari seluruh proses kehidupan suatu unit dengan berbagai hubungannya.
1.2    Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Merak Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive. Menurut Soekartawi (2002)  purposive adalah suatu teknik penentuan lokasi berdasarkan kesengajaan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan (1) sekitar 75% petani padi sawah di Kecamatan Dempet menggunakan sistem tanam padi jajar legowo,  (2) Desa Merak merupakan desa penghasil produksi padi sawah dengan sistem jajar legowo terbesar di Kecamatan Dempet. Pemilihan lokasi tersebut cukup representatif dan lebih mudah dalam mempeoleh data serta informasi untuk menujang penelitian.
25
 
1.3    Metode Pengambilan Sampel Responden
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling. Menurut Soekartawi (2002) random sampling adalah pengambilan sampel secara acak, salah satu hal yang perlu diketahui dalam random sampling adalah semua individu dalam populasi (anggota populasi) diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diteliti, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua petani padi padi sawah dengan sistem jajar legowo di Desa Merak Kecamatan Dempet Kabupaten Demak yang jumlahnya 150 orang dari 5 kelompok tani. Sampel penelitian ini 25% dari 150 petani yaitu sebanyak 40 petani. Jika jumlah subjek lebih dari 100, maka dapat diambil sampel antara 10%-15% atau 20%-25% (Arikunto, 2002).
1.4    Jenis dan Sumber Data
Dilihat dari sumbernya, maka data yang dapat dikumpulkan sebagai bahan analisis penelitian usahatani, dapat digolongkan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder (Soekartawi, 2002). Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang berupa wawancara, observasi, maupun penggunaan instrumen pengukuran yang dirancang khusus sesuai tujuannya. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang berupa data rekomendasi, buku harian, notulen, rapat, dan arsip-arsip resmi pemerintah (Soeratno dan Arsyad, 2003).
            Data primer dikumpulkan dari petani sampel melalui wawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari lembaga atau intansi yang terkait seperti Desa Merak, BPK Kecamatan Dempet, dan Badan Pusat Statistik.
1.5    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini sebagai berikut:
1.    Wawancara, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab secara tatap muka atau langsung antara penanya atau pewawancara dengan responden.
2.    Observasi, yaitu proses pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada objek yang telah diteliti.
3.    Pencatatan, yaitu pengumpulan data sekunder dari instansi pemerintah dan lembaga yang terkait dan berhubungan dengan penelitian.
4.    Kajian Pustaka, yaitu mengumpulkan data-data dari sumber pustaka atau penelitian terdahulu dengan tujuan menguatkan penelitian.
1.6    Analisis Data
Analisis data dilakukan dalam rangka menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dari kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai kriteria yang layak digunakan (Kasmir, 2016). Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari:

1.    Biaya usahatani
Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dilakukan petani  yang dipergunakan dalam suatu usaha tani
TC = FC + VC
Keterangan:
TC = Total biaya
FC = Biaya tetap
VC = Biaya tidak tetap (Soekartawi, 2002).
2.    Penerimaan usatani
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual.
TR = Y . Py
Keterangan:
TR  = Total penerimaan
Y    = Produksi yang diperoleh dalam usaha tani
Py   = Harga produk (Soekartawi, 2002).
3.    Pendapatan usahatani
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Pd = TR – TC
Keterangan:
Pd   = Pendapatan usahatani
TR  = Total penerimaan
TC  = Total biaya (Soekartawi, 2002).      
1.    Analisis R/C
R/C adalah singkatan Return Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan biaya.
R/C =
Keterangan:
R/C = revenue cost ratio
TR  = total penerimaan (Rp)
TC  = total biaya (Rp)
Jika diperoleh:
Nilai R/C > 1, maka usaha tersebut layak
Nilai R/C > 1, maka usaha tersebut tidak layak
Nilai R/C = 1, maka usaha balik modal atau impas (Soekartawi, 2002).
4.    BEP (Break Even Point)
Break Even Point adalah titik dimana total penerimaan sama dengan total biaya.
BEP unit =
Keterangan:
a = biaya tetap
p = harga jual per unit
b = biaya variabel per unit
BEP rupiah =
Keterangan:
a = biaya tetap
p = harga jual per unit
b = biaya variabel per unit
Kriteria:
BEP dikatakan layak apabila titik impas lebih kecil (<) dari penjualan.
BEP dikatakan tidak layak apabila titik impas lebih kecil (>) dari penjualan (Ibrahim, 2009).















DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Prosedur penelitian edisi revisi v. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Arianda, Dwi. (2010). Evaluasi kegiatan penyuluhan budidaya padi sisitem legowo di kabupaten tangerang. Skripsi. Fak Saintek. UIN syarif hidayatullah jakarta

Badan Litbang Pertanian, 1997. Budidaya tanaman padi. Diakses pada 5 Januari 2017 melalui www.litbang.pertanian.go.id

Badan Pusat Statistik Nasional. (2016). Poduksi dan Luas Panen Padi di Indonesia. Diakses pada 2 Januari 2017 melalui www.bps.go.id

Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. (2016). Poduksi padi sawah. Diakses pada 2 Januari 2017 melalui www.jateng.bps.go.id

Badan Litbang Pertanian, 2013. Sistem tanam legowo. Diakses pada 5 Januari 2017 melalui www.litbang.pertanian.go.id

Bakorluh PPK. (2012). Budidaya padi sistem tanam jajar legowo. Gorontalo: Badan Koordinasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Provinsi Gorontalo

BPK Dempet. (2016). Produksi padi sawah menurut wilayah Desa, Kecamatan Dempet Tahun   2012-2014.

Bobihoe, julistia. (2013). Sistem tanam padi jajar legowo. Lampung: Balai Pengkajian teknologi pertanian lampung

Bobihoe, julistia. (2007). Pengolahan tanaman terpadu padi sawah. Jambi: Balai pengkajian teknologi pertanian jambi

Demakkab. (2014). Sektor tanaman pangan. Diakses pada 1 Januari 2017 melalui www.demakkab.go.id

Firmanto, H Bagus. (2011). Sukses bertanam padi secara organik. Bandung: Percetakan Angkasa

Hasanah, Dewi. (2014). Analisis perbandingan pendapatan usahatani padi sistem tanam jajar legowo dengan sistem tegel. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Haryono. (2014). Program dan kegiatan badan penelitian dan pengembangan pertanian. Jakarta: badan penelitian dan pengembangan pertanian

Ibrahim, Yacob. (2009). Studi kelayakan bisnis. Jakarta: Rineka Cipta

Kasmir. (2016). Studi kelayakan bisnis. Jakarta: Kencana

Makarim, K dan suhartatik. (2009). Morfologi dan fisiologi tanaman padi. Jakarta: Balai besar penelitian tanaman padi

Pratama, P. (2014). Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Padi Sawah di Desa Sidondo 1 Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Journal. Fakultas Pertanian Univertas Tadulako Palu

Rauf, A. dkk,. (2013). Analisis pendapatan usahatani padi sawah pada sistem tanam legowo di kecamatan dungalio kabupaten gorontalo. Journal. Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian Universitas Gorontalo

Soekartawi. (2002). Analisis usahatani. Jakarta: UI-Pess

Soeratno dan L Arsyad. (2003). Metedologi penelitian untuk ekonomi dan bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN



Tidak ada komentar:

Posting Komentar