Senin, 06 Maret 2017

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH (Oryza Sativa) PADA SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO (Studi Kasus di Desa Merak Kecamatan Dempet Kabupaten Demak)

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH (Oryza Sativa) PADA SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO
(Studi Kasus di Desa Merak Kecamatan Dempet Kabupaten Demak)


PROPOSAL SKRIPSI


Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: H:\File Kuliah\MODUL KULIAH\logo_unwahas_-_alit.jpg
















Oleh:
Qosim Nur Syekha
134010208




PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG

2017



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Prioritas utama pembangunan pertanian adalah menyediakan pangan bagi seluruh penduduk yang terus meningkat. Bila dikaitkan dengan keterjaminan pangan ini menyiratkan pula perlunya pertumbuhan ekonomi disertai oleh pemerataan penduduk sehingga daya beli masyarakat meningkat dan distribusi pangan lebih merata. Permintaan komoditas pangan tarus meningkat sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk serta perkembangan industri dan pakan. Disisi lain upaya untuk meningkatkan pendapatan petani terus dilakukan agar mereka dapat bergairah dalam meningkatkan produksi usaha taninya (Arianda, 2010).
1
 
Produksi padi perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah. Produksi padi di Indonesia hampir setiap tahun meningkat, pada tahun 2013 produksi padi sebesar 71.280 juta ton gabah kering giling atau meningkat sebesar 3,21 persen dibanding 2012 yang jumlah produksinya sebesar 69.065 juta ton gabah kering giling. Tetapi pada tahun 2014 produksi padi hanya 70.846  juta ton gabah kering giling atau turun sebesar 0,61 persen dari tahun 2013. Tahun 2015 produksi padi 75.398 juta ton gabah kering giling atau terjadi kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2014 sebesar 6,42 persen dan merupakan kenaikan produksi padi terbesar dari tahun 2012-2015 (BPS, 2016).
Sebagian besar padi yang ditanam Indonesia adalah padi sawah. Berdasarkan tipe luapan air, padi sawah dapat dibudidayakan pada lahan bertipe luapan air A, B, dan C yang telah menjadi sawah tadah hujan. Lahan yang bertipe luapan air A adalah lahan yang selalu terluapi air, baik pada pasang besar maupun kecil. Tipe B hanya terluapi air pada saat pasang besar saja. Sedangkan lahan tipe C lahan tidak terluapi air pasang tapi air tanah dangkal (Balitbang, 1997).
Kegiatan dalam bercocok tanam padi secara umum meliputi pembibitan persiapan lahan, pemindahan bibit atau tanam, pemupukan, pemeliharaan dan panen. Dewasa ini telah diperkenalkan berbagai teknologi budidaya padi, antara lain budidaya sistem tanam benih langsung (tabela), sistem tanam tanpa olah tanah (TOT), maupun sistem tanam jajar legowo. Pengenalan dan penggunaan sistem tanam tersebut disamping untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang optimal juga ditunjukkan untuk meningkatkan hasil dan pendapatan petani (Balitbang, 2013)
Sistem legowo merupakan cara tanam padi sawah dengan pola beberapa barisan tanaman yang diselingi satu barisan kosong. Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan didalam barisan, pada awalnya tanam jajar legowo umum diterapkan untuk daerah yang banyak serangan hama dan pathogen penyakit. Pada baris kosong diantara unit legowo, dapat dibuat parit dangkal. Parit dapat berfungsi untuk mengumpulkan keong mas, menekan tingkat keracunan besi pada tanaman padi atau untuk pemeliharaan ikan kecil. Namun kemudian pola tanam ini berkembang untuk memberikan hasil yang lebih tinggi akibat dari peningkatan populasi dan optimalisasi ruang tumbuh bagi tanaman (Bobihoe, 2013).
Sistem jajar legowo pada arah barisan tanaman terluar memberikan ruang tumbuh yang lebih longgar sekaligus populasi yang lebih tinggi. Dengan sistem tanam ini mampu memberikan sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih baik untuk pertanaman. Selain itu, upaya penanggulangan gulma dan pemupukan dapat dilakukan dengan mudah (Haryono, 2014).
Peningkatan populasi menggunakan sistem tanam jajar legowo berbeda-beda tergantung pada tipe jajar legowo yang digunakan. Cara tanam legowo untuk padi sawah secara umum bisa dilakukan dengan berbagai tipe yaitu: legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1) atau tipe lainnya. Namun dari hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian, tipe terbaik untuk mendapatkan produksi gabah tertinggi dicapai oleh legowo 4:1, dan untuk mendapatkan bulir gabah berkualitas benih dicapai oleh legowo 2:1 (Bobihoe, 2013). Sistem tanam jajar legowo dan jumlah populasi padi dapat dilihat pada Tabel 1.1.
 Tabel 1.1 Tipe sistem tanam tegel dan jajar legowo
Sistem Tanam
Populasi/Ha
Jajar Legowo 2:1
213.000
Jajar Legowo 3:1
200.000
Jajar Legowo 4:1
192.000
Jajar Legowo 5:1
186.560
Jajar Legowo 6:1
182.864
  Sumber: Balitbang, 2013
Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten yang manjadi penyangga pangan nasional. Produksi padi sawah menurut wilayah Kabupaten, Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Produksi Padi Sawah Wilayah Kabupaten Provinsi Jawa Tengah Tahun   2012-2015
Produksi Padi Sawah (Ton)
No
Kabupaten
2012
2013
2014
2015
1
Cilacap
733.890
741.049
672.375
861.967
2
Grobogan
608.750
608.750
554.587
786.040
3
Demak
565.665
585.580
554.587
632.751
4
Pati
565.818
576.909
484.466
631.899
5
Sragen
563.062
577.796
565.257
611.710
6
Brebes
528.360
606.202
561.612
576.686
7
Kebumen
459.146
401.460
406.976
486.969
8
Pemalang
354.605
485.058
414.377
435.305
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah 2015
            Pada Tabel 1.2 menunjukkan bahwa produksi padi di Kabupaten Demak menempati urutan ketiga setelah Cilacap dan Grobogan. Tahun 2012 Kabupaten Demak mampu memproduksi padi sebanyak 565.665 ton, mengalami kenaikan pada tahun 2013 sebesar 19.915 ton, tapi tahun 2014 terjadi penurunan produksi sebesar 30.993 ton. Tahun 2015 produksi padi sawah mengalami kenaikan yang tinggi sebesar 78.164.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi padi dengan dua pendekatan yaitu pendekatan intensifikasi dan ekstensifikasi. Pendekatan intensifikasi dilakukan dengan meningkatkan penggunaan benih unggul serta memilih varietas padi yang cocok dengan iklim dan lahan di wilayah Kabupaten Demak. Sedangkan pendekatan ekstensifikasi ditempuh dengan mengarahkan para petani untuk patuh pada pola tanam padi-padi-polowijo, serta memanfaatkan lahan tidur sebagai langkah pengadaan perluasan area tanam (Demak, 2014).
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak merupakan kecamatan yang terletak disebelah tenggara Kabupaten Demak. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan Sekitar 75% sistem tanam padi yang digunakan oleh masyarakat adalah jajar legowo, karena dapat menghasilkan produksi yang lebih banyak dibanding sistem tanam biasa. Produksi padi sawah menurut wilayah Desa, Kecamatan Dempet dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3Produksi padi sawah menurut wilayah Desa, Kecamatan Dempet Tahun   2012-2014
Produksi Padi Sawah (Ton)
No
Desa
2012
2013
2014
1
Merak
6.038
6.059
6.043
2
Karangrejo
3772
3.747
3.807
3
Botosengon
1130
1.132
1.097
4
Jerukgulung
3470
3.476
3.466
5
Kunir
6024
5.997
5.978
Sumber: BPK Dempet 2016
Berdasarkan Tabel 1.3 Desa Merak Kecamatan Dempet merupakan desa pengasil produksi padi terbesar di Kecamatan Dempet sehingga peneliti memilih Desa Merak menjadi tempat penelitian.
1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang ada maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.    Berapakah tingkat penerimaan dan pendapatan usaha budidaya padi sawah dengan sistem jajar legowo di Desa Merak Kecamatan Dempet Kabupaten Dempet?
2.    Apakah budidaya padi sawah dengan sistem jajar legowo layak diusahakan  di Desa Merak Kecamatan Dempet Kabupaten Dempet ditinjau dari R/C dan BEP?
1.3    Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1.    Mengetahui tingkat penerimaan dan pendapatan usaha budidaya padi sawah pada sistem tanam jajar legowo di Desa Merak Kecamatan Dempet Kabupaten Dempet.
2.    Mengetahui kelayakan usaha budidaya padi sawah pada sistem tanam jajar legowo di Desa Merak Kecamatan Dempet Kabupaten Dempet ditinjau dari R/C dan BEP.
1.4    Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa, petani, dan penentu kebijakan. Adapaun manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1.    Bagi penulis, sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi strata 1 guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim Semarang serta diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya mengenai analisis usaha budidaya padi sawah pada sistem tanam jajar legowo.

2.    Bagi petani padi dengan sistem tanam jajar legowo, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan usaha budidaya padi sawah dengan sistem tanam jajar legowo dalam rangka peningkatan pendapatan dan produksi.
3.    Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan kegiatan usaha padi sawah pada sistem tanam jajar legowo dan sebagai bahan informasi serta pengetahuan tentang pengembangan usaha budidaya padi sawah pada sistem tanam jajar legowo.
4.    Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran ataupun bahan pertimbangan di dalam melaksanakan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup khususnya bagi petani padi.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar