Kamis, 14 Desember 2017

Peranan Kelompok Tani Terhadap Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi

PERANAN KELOMPOK TANI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza sativa)
DI DESA SALEM KECAMATAN SALEM KABUPATEN BREBES


NASKAH PUBLIKASI



Oleh:
Julyana
NIM: 134010211


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2017


PERANAN KELOMPOK TANI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza sativa)
DI DESA SALEM KECAMATAN SALEM KABUPATEN BREBES

THE ROLE OF FARMERS GROUP TOWARD INCREASING
OF PADDY (Oryza sativa) FARMING INCOME
IN SALEM VILLAGE SALEM DISTRICT BREBES REGENCY

Julyana, Shofia Nur Awami, Renan Subantoro
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim Semarang

ABSTRACT

Farmers group as a forum of organization cooperation among members who have a very important role in the life of farmer communities. It havens because all activities or problem of agricultural business is carried out by the group simultaniously. This study was aimed at finding out production cost, income and role of farmers group toward  the increasing of income paddy. This study obtained either farmers group or non farmers group. The method of this study was descriptive analyses and used purposive sampling technique to get the respondents sample. The total of respondents were 40 people in terms of reach 20 farmers group and 20 non farmers group. The pinding showed that the average of production cost farmers group Rp 1.864.432,- with the number of land was 2.332 m2/seasons, while for farmers group the cost of production was Rp 1.936.747,- with the number of land was 2307 m2/ seasons. The average farmers group received was Rp 4.896.570,-/seasons and for non farmers group was Rp 3.459.750,- /seasons. The average of farmers group income was Rp 3.072.263,-/seasons and non farmers group income was Rp 1.557.913,-/seasons. Acording to t-test, the farmers group had a great role in increasing of farmers group income.

Keywords: Business Agriculture, Farmers Group, Income, Paddy.

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kedaulatan yang membentang luas dari Sabang sampai Merauke, memiliki ribuan pulau dan sebagai negara agraris. Negara agraris merupakan negara yang perekonomiannya bergantung pada sektor pertanian. Prioritas utama pembangunan pertanian bertujuan untuk menyediakan pangan bagi seluruh penduduk yang terus meningkat. Permintaan komoditas pangan akan terus meningkat sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk serta perkembangan industri dan pakan. Disisi lain upaya untuk meningkatkan pendapatan petani terus dilakukan agar mereka dapat bergairah dalam meningkatkan produksi usaha tani (Arianda, 2010).
Partisipasi petani melalui organisasi masa berada dalam kontrol birokrasi. HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) pada hakekatnya bukanlah suatu organisasi murni petani karena sebagian besar anggota pengurus organisasi itu bukan berasal dari petani. Sehingga dalam beberapa hal HKTI nampak jelas sebagai suatu organisasi milik pemerintah daripada organisasi milik petani (Soetrisno, 2001). Pertanian Indonesia yang mengalami keterpurukan memicu petani membentuk kerjasama dengan petani lain dengan mengadakan kelompok tani. Kelompok tani merupakan salah satu contoh program pemerintah untuk mengaplikasikan pertanian secara berkelanjutan. Kelompok tani dapat dipergunakan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas usaha tani padi.
Padi sebagai komoditas pangan utama masyarakat Indonesia mempunyai nilai strategis yang relatif tinggi, mulai dari kegiatan pra produksi sampai kegiatan pasca panen. Tingkat pendapatan produksi usahatani padi dari tahun ke tahun harus mengalami peningkatan. Hal itu bertujuan untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang. Menurut BPS (2016), luas panen komoditas padi sawah pada tahun 2015 di Kecamatan Salem memiliki luas panen yang lebih besar jika dibandingkan dengan komoditas lain yaitu sebesar 7.241 Ha. Komoditas jagung memiliki luas panen 36 Ha, kedelai 4 Ha, kacang tanah 34 Ha, ubi kayu 642 Ha, ubi jalar 172 Ha dan untuk tanaman sayur di Kecamatan Salem petani tidak membudidayakannya.
Keberadaan kelompok tani di Desa Salem Kecamatan Salem kurang optimal karena sebagian besar masyarakat di Desa Salem Kecamatan Salem memiliki pekerjaan lain. Petani di Desa Salem Kecamatan Salem tidak hanya mengandalkan penghasilannya dari sektor pertanian tetapi juga melakukan aktifitas lain diluar sektor pertanian. Pada saat ini banyak masyarakat yang berasumsi bahwa kelompok tani tidak mempunyai peran dalam peningkatan pendapatan bagi petani. Berdasarkan kondisi tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Berapa besar biaya usahatani padi sawah bagi petani berkelompok dan non kelompok di Desa Salem Kecamatan Salem Kabupaten Brebes? (2) Berapa pendapatan usahatani padi sawah bagi petani berkelompok dan non berkelompok di Desa Salem Kecamatan Salem Kabupaten Brebes? (3) Bagaimana peranan kelompok tani terhadap pendapatan usahatani padi sawah di Desa Salem Kecamatan Salem Kabupaten Brebes?

BAHAN DAN METODE
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Penelitian peranan kelompok tani terhadap pendapatan usahatani padi dilakukan di Desa Salem Kecamatan Salem. Metode pengambilan lokasi penelitian dan responden yang digunakan adalah metode purposive sampling. Sampel yang diambil sebanyak 40 responden petani padi yang terdiri dari 20 petani berkelompok dan 20 petani non kelompok. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dari petani padi melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Data sekunder dikumpulkan dari lembaga atau instansi seperti Kantor Kelurahan, BPS dan Dokumen milik kelompok tani. Data yang telah diketahui selanjutnya akan dianalisa dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Analisis Biaya Usahatani
Menurut Aulia dkk (2013), biaya total usahatani adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan output. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
TC = TFC+TVC
Keterangan :
TC : Total biaya (Rp/MT)
TFC  : Total biaya tetap (Rp/MT)
TVC : Total biaya variabel (Rp/MT)
Analisis Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani diperoleh dari hasil perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
TR= Yx Py
Keterangan:
TR : Total penerimaan
Y : Produksi yang diperoleh dalam usaha tani
Py : Harga produk (Soekartawi, 2002)
Analisis Pendapatan Usahatani
Menurut Soekartawi (2002) untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani padi sawah digunakan rumus sebagai berikut:
Pd  : TR-TC
Keterangan :
Pd : Pendapatan
TR : Total penerimaan
TC : Total biaya
Analisis uji t
Nilai perbandingan pendapatan yang telah diketahui selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji t. Menurut Sugiyomo (2016) analisis uji t secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:




Keterangan :
X1 dan X2  : Rata-rata pendapatan kelompok
S12 dan S22 : Estimasi perbedaan kelompok
n1 : Banyaknya sampel pengukuran kelompok pertama
n2  : Banyaknya sampel pengukuran kelompok kedua
Dengan kriteria uji
Jika t-hitung ≤ t-tabel, maka Ho diterima dan H1 tidak diterima.
Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho tidak diterima dan H1 diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Wilayah Penelitian
Penelitian ini di lakukan di Desa Salem Kecamatan Salem Kabupaten Brebes. Desa Salem merupakan salah satu dari 21 Desa di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Jawa Tengah, dengan luas wilayah 1.075 Ha terdiri atas lahan sawah dengan luas 273 Ha dan lahan bukan sawah dengah luas 802 Ha. Luas lahan bukan sawah meliputi hutan negara, tegalan dan pekarangan. Hampir seluruh Desa di Kecamatan Salem memiliki hutan negara yang mayoritas ditanami pohon pinus. Desa Salem berada pada ketinggian 400-900 m diatas permukaan laut dan memiliki suhu 16-22°C. Secara geografis wilayah Desa Salem termasuk wilayah pegunungan. Desa Salem ada di kaki Gunung Lio dan Gunung Kumbang. Selain itu Desa Salem juga merupakan Ibu Kota Kecamatan Salem yang memiliki 7 RW (Rukun Warga), 42 RT (Rukun Tetangga) dan memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 7.789 jiwa. Desa Salem dibatasi oleh beberapa desa yang berada disekitarnya. Secara administrasi, Desa Salem di sebelah utara berbatasan dengan Desa Bentar, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Gununglarang, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Banjaran, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Tembongraja

Karakteristik Petani
Karakteristik petani yang diteliti bertujuan untuk mengetahui latar belakang petani. Karakteristik sosial ekonomi petani yang dikaji dalam penelitian ini meliputi usia, lama pendidikan, jumlah anggota keluarga dan lama usahatani.
Usia
Kisaran umur petani padi sawah di Desa Salem yaitu 40-60 tahun. Sebagian besar responden petani padi sawah berada pada kelompok umur 46-50 tahun. Data mengenai karateristik petani berdasarkan usia dapat dilihat di Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Petani Padi Berdasarkan Usia. 
No
Usia (Tahun)
Berkelompok
Non Kelompok

1
40 – 45
3 (15)
2 (10)

2
46 – 50
8 (40)
7 (35)

3
51 – 55
5 (25)
6 (30)

4
56 – 60
4 (20)
5 (25)


Jumlah
20 (100)
20 (100)

Sumber: Analisis Data Primer, 2017.
Angka dalam kurung menunjukkan persentase (%).
Usia 40-45 tahun merupakan usia termuda petani di Desa Salem. Hal ini terjadi karena petani pada usia sebelum 40 tahun lebih fokus pada pekerjaan selain usahatani. Usahatani padi di Desa Salem dinilai tidak dapat memberikan pendapatan yang maksimal sehingga petani lebih memilih usaha lain di luar sektor pertanian. Hasil produksi padi sebagian petani hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan dari musim tanam sampai musim panen.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan petani yang tinggi lebih mudah untuk menerima informasi sehingga pengetahuan yang dimiliki pun bertambah, sebaliknya pendidikan yang kurang menghambat perkembangan sikap petani terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani padi sawah di Desa Salem Kecamatan Salem termasuk dalam kategori rendah. Hal ini disebabkan petani lebih memilih untuk bekerja daripada sekolah. Tingkat pendidikan yang rendah dapat diatasi dengan cara mengikuti kegiatan penyuluhan, mengikuti pelatihan dan berdiskusi dengan petani lain. Data mengenai tingkat pendidikan petani dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik Petani Padi Menurut Tingkat Pendidikan.
No
Tingkat Pendidikan
Berkelompok
Non Kelompok

1.
Tidak Sekolah
0 (0)
1 (5)

2.
Tidak Tamat Sekolah
6 (30)
5 (25)

3.
SD
11 (55)
8 (40)

4.
SMP
3 (15)
4 (20)

5.
SMA
0 (0)
2 (10)


Jumlah
20 (100)
20 (100)

Sumber: Analisis Data Primer, 2017.
Angka dalam kurung menunjukkan persentase (%).
Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga mempengaruhi jumlah pengeluaran dan menimbulkan beban ekonomi yang besar pula. Data mengenai jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik Petani Padi Menurut Tanggungan Keluarga.
No
Jumlah Tanggungan (Jiwa)
Berkelompok
Non Kelompok

1.
0 - 2
15 (75)
13 (65)

2.
3 - 5
5 (25)
7 (35)


Jumlah
20 (100)
20 (100)

Sumber: Analisis Data Primer, 2017.
Angka dalam kurung menunjukkan persentase (%).
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa petani padi yang mempunyai jumlah 0-2 jiwa lebih banyak dari pada yang memiliki tanggungan 3-5 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga petani relatif kecil dan membuktikan program keluarga berencana di Desa Salem Kecamatan Salem berjalan dengan baik.
Lama Usahatani
Petani berkelompok lebih lama menjalankan usahataninya dibandingkan petani non kelompok. Hal ini terjadi karena petani yang tidak berkelompok lebih memilih untuk menjadi buruh di usia muda dan kemudian menekuni usaha tani di saat usia lanjut. Pengalaman ini merupakan modal dasar untuk dapat meningkatkan produktivitas padi. Data mengenai lama usahatani dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Karakteristik Petani Padi Menurut Lama Usahatani.
No
Lama Usahatani (Tahun)
Berkelompok
Non Kelompok

1.
0 – 5
4 (20)
8 (40)

2.
6 – 10
7 (35)
9 (45)

3.
11 – 15
9 (45)
3 (15)


Jumlah
20 (100)
20 (100)

Sumber: Analisis Data Primer, 2017.
Angka dalam kurung menunjukkan persentase (%).
Pekerjaan
Petani padi di Desa Salem tidak semuanya bekerja pada sektor pertanian. Data mengenai pekerjaan tetap petani berkelompok dan non kelompok dapat dilihat pada Tabel 5.


Tabel 5. Karakteristik Petani Menurut Pekerjaan Tetap.
No
Pekerjaan
Berkelompok
Non Kelompok

1.
Petani dan peternak
14 (70)
7 (35)

2.
Pegawai non PNS
1 (5)
0 (0)

3.
Wirausaha
1 (5)
3 (15)

4.
Pedagang
4 (20)
2 (10)

5
Buruh
0 (0)
8 (40)


Jumlah
20 (100)
20 (100)

Sumber: Analisis Data Primer, 2017.
Angka dalam kurung menunjukkan persentase (%).
Berdasarkan Tabel 5 petani berkelompok secara umum memiliki pekerjaan utama sebagai petani dan peternak kambing. Petani berkelompok lebih fokus menggarap sawahnya jika dibandingkan dengan petani non kelompok, karena waktu yang tersedia lebih banyak. Pekerjaan sampingan non kelompok dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan pendapatan usahatani. Hal ini juga menjadi alasan petani tidak mau bergabung dalam kelompok tani. Setelah masa tanam selesai petani non kelompok memilih untuk bekerja diperantauan dari pada mengelola usahatani dan pulang ketika masa panen tiba. Usahatani padi petani non kelompok hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dari masa tanam padi sampai masa panen.

Peran Kelompok Tani “Tani Makmur”
Organisasi dan Kelembagaan
Peran kelompok tani dalam pertanian menjadi bagian penting dalam peningkatan pendapatan usahatani. Saat ini, kondisi kelompok tani “Tani Makmur” sudah mengalami perkembangan seperti yang diharapkan. Kelompok tani sebagai organisasi sosial masyarakat sudah berfungsi sebagai wadah tukar pikiran antar anggota kelompok tani, wadah menjalin kerjasama dan sebagai wadah silaturahim. Kelompok tani “Tani Makmur” sudah berbadan hukum dengan No: AHU-0014020.AH.01.01.07. TAHUN 2015. Kelompok tani “Tani Makmur” memilik 3 bidang utama diantaranya pertanian, peternakan dan hutbun (hutan dan kebun). Pembagian bidang bertujuan agar anggota kelompok tani dapat fokus pada satu bidang walaupun pada kenyataan di lapangan semua aktifitas dilakukan secara bersama-sama. Status atau jabatan di kelompok tani “Tani Makmur” terdiri dari 1 orang ketua, 1 orang sekretaris, 1 orang bendahara dan 25 anggota yang terbagi dalam 3 bidang. Gambar struktur organisasi kelompok tani “Tani Makmur” dapat dilihat pada Gambar 1.
2. Manajemen Administrasi Organisasi dan Keuangan
Perencanaan usahatani disusun berdasarkan pengalaman dan faktor yang menentukan (dana yang tersedia, sumber daya alam, sumber daya manusia dan keadaan alam). Kelompok tani di Desa Salem belum mampu menguasai manajemen perencanaan dengan baik. Hal ini terjadi karena sumber daya manusia yang belum mampu. Selama ini kelompok tani hanya melakukan kegiatan sesuai dengan arahan dari penyuluh. Hal ini juga menjadi alasan petani non kelompok tidak mau bergabung dalam kelompok tani. Ditinjau dari manajemen keuangan kelompok tani “Tani Makmur” belum bisa melakukan hal tersebut. Kelompok tani memiliki sedikit pendapatan sehingga keuangan yang dikelola pun sedikit atau tidak ada. Berdasarkan hasil penelitian kegiatan yang telah dilakukan kelompok tani “Tani Makmur” sebagai berikut;
Melakukan pertemuan rutin setiap bulan.
Mendapatkan penyuluhan rutin tiap bulan.
Memiliki tiga bidang kerja (Pertanian, Peternakan dan Kehutanan).
Mengadakan sosialisasi kepada petani.
Mengadakan arisan bulanan.
Menjadi penerima dan penyalur apabila ada subsidi dari pemerintah



Ketua





Sudarjo















Bendahara



Sekretaris

Sri Sutrisno



Sodikin













Bid Pertanian

Bid Peternakan

Bid Hutan dan Kebun

1.Mahrudin

1. Sugiono

1. Sujono 

2.Rudianto

2. Warjono

2. Widianto

3.Saepurrohman

3. Sutoyo

3. Hadi S

4. Sumarto

4. Risyanto

4. Ruswanto

5. Caswandi

5. Sudirjo

5. Pujarsono

6. Warjo

6. Kusmanto

6. Darno

7. Sumaryo

7. Wagiman

7. Camiharjo

8. Rahidin

8. Anto

8. Wahidin



Sutejo




Gambar 1. Struktur Organisasi Kelompok Tani “Tani Makmur”.
Permodalan
Keberadaan kelompok tani “Tani Makmur” belum membantu dalam permodalan usahatani padi. Lambatnya perkembangan dan penerimaan kelompok tani menjadi alasan sehingga kas yang dimiliki oleh kelompok tidak dapat dipinjamkan untuk permodalan usahatani anggotanya. Subsidi atau bantuan pada sektor pertanian juga tidak dapat sepenuhnya dijadikan modal. Alat produksi berupa traktor menjadi satu satunya bantuan yang dapat digunakan dalam usahatani padi. Guna mengatasi permasalahan tersebut kelompok tani harus mengembangkan usaha produktif yang dimiliki dan mengajukan bantuan atau subsidi yang dapat digunakan dalam usahatani padi misalnya pupuk dan benih.
Usaha Produktif
Usaha produktif merupakan usaha untuk menghasilkan barang dan jasa sehingga memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha. Kelompok tani “Tani Makmur” memiliki usaha produktif ternak (kambing) dan sarana produksi (traktor). Usaha produktif kelompok tani diperoleh dari bantuan pemerintah. Kelompok tani “Tani Makmur” memiliki 40 ekor kambing yang dipelihara oleh anggota kelompok tani. Selain ternak, kelompok tani “Tani Makmur” juga memiliki usaha produktif persewaan traktor.
Kemitraan
Kelompok tani bertujuan untuk memperkuat kerjasama antar petani di dalam lingkungan organisasi ataupun pihak lain di luar kelompok tani. kerjasama yang dibentuk diharapkan dapat membantu dalam pengembangan kelompok tani untuk meningkatkan pendapatan usahatani. Kelompok tani “Tani Makmur di Desa Salem tidak memiliki hubungan kerja sama dengan lembaga usaha lain. Hal ini terjadi karena kurang aktifnya anggota kelompok tani dalam mencari relasi atau hubungan kerjasama dengan lembaga lain.
Analisis Biaya Usahatani Padi Di Desa Salem Kecamatan Salem
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak terpengaruh oleh besar kecilnya produksi yang dihasilkan. Biaya tetap pada penelitian ini meliputi biaya penyusutan peralatan dan biaya pajak. Pajak yang dikeluarkan petani di Desa Salem Kecamatan Salem sebesar Rp 150,- per bata (14 m2) tiap musim tanam. Data mengenai perbandingan biaya tetap antara petani yang berkelompok dan non kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Perbandingan Rata-rata Biaya Tetap Usahatani Padi Per Musim Tanam Bagi Petani yang Berkelompok dan Non Kelompok di Desa  Salem.
No
Keterangan
Berkelompok
Non Kelompok



Rata-rata (2.332 m2)
Per 1 Ha
Rata-rata
(2.307 m2)
Per 1 Ha

1.
Biaya Penyusutan (Rp)
40.125,-
172.062,-
35.450,-
153.662,-

2.
Biaya Pajak (Rp)
24.982,-
107.127,-
24.713,-
107.119,-


Jumlah (Rp)
65.107,-
279.189,-
60.163,-
260.781,-

Sumber: Analisis Data Primer, 2017.
2. Biaya variabel
Biaya variabel adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang besarnya berubah-ubah tergantung dari besar kecilnya produksi. Data Mengenai perbandingan rata-rata biaya variabel dalam usahatani padi di Desa Salem dapat di lihat pada Tabel 7.
Tabel 7.  Perbandingan Rata-rata Biaya Variabel Usahatani Padi Per Musim Tanam Petani Berkelompok dan  Non Kelompok di Desa Salem.
Keterangan
Berkelompok
Non kelompok


Rata-rata (2.332 m2)
Per 1 Ha
Rata-rata
(2.307 m2)
Per 1 Ha

Biaya Pupuk (Rp)
333.100,-
1.428.388,-
329.500,-
1.428.262,-

Biaya Benih (Rp)
142.675,-
611.814,-
140.975,-
611.075,-

Biaya Tenaga Kerja  (Rp)
1.154.150,-
4.949.185,-
1.183.000,-
5.127.872,-

Biaya Pestisida (Rp)
154.400,-
662.093,-
208.650,-
904.421,-

Biaya Irigasi (Rp)
15.000,-
15.000,-
15.000,-
15.000,-

Jumlah
1.799.325,-
7.666.480,-
1.877.125,-
8.063.630,-

Sumber: Analisis Data Primer, 2017.
3. Biaya Total
Biaya total merupakan biaya yang berasal dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan dalam proses produksi selama satu musim tanam. Data mengenai perbandingan rata-rata total biaya petani berkelompok dan non kelompok di Desa Salem dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8.  Perbandingan Rata-rata Biaya Total Usahatani Padi Per Musim Tanam Petani Berkelompok dan Non Kelompok di Desa Salem
Keterangan
Berkelompok
Non kelompok


Rata-rata (2.332 m2)
Per 1 Ha
Rata-rata
(2.307 m2)
Per 1 Ha

Biaya tetap (Rp)
65.107,-
279.190,-
60.163,-
260.781,-

Biaya variabel (Rp)
1.799.325,-
7.666.480,-
1.877.125,-
8.063.630,-

Jumlah (Rp)
1.864.432,-
7.945.670
1.937.288,-
8.324.411,-

Sumber: Analisis Data Primer, 2017.
Hasil analisis biaya usahatani padi membuktikan bahwa beban biaya yang dikeluarkan petani berkelompok lebih kecil jika dibandingkan dengan petani non kelompok. Hal ini dipengaruhi oleh sumber daya manusia, alat produksi dan pemeliharaan.

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Di Desa Salem
Guna mengetahui pendapatan usahatani padi di Desa Salem harus diketahui terlebih dahulu biaya dan penerimaan.
Penerimaan
Penerimaan usahatani padi merupakan hasil kali antara  kuantitas padi yang dihasilkan dalam satuan kilogram (Kg) dan harga jual padi dalam satuan rupiah (Rp). Data mengenai perbandingan penerimaan petani berkelompok dan non kelompok di Desa Salem Kecamatan Salem dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Perbandingan Rata-rata Penerimaan Usahatani Padi Per Musim Tanam Bagi Petani yang Berkelompok dan Non kelompok di Desa Salem.
Keterangan
Berkelompok
Non Kelompok


Rata-rata (2.332 m2)
Per 1 Ha
Rata-rata
(2.307 m2)
Per 1 Ha

Produksi (Kg)
1.165,85
4.999,35
823,75
3.570,65

Harga per Kg (Rp)
4.200,-
4.200,-
4.200,-
4.200,-

Jumlah (Rp)
4.896.570,-
20.997.270,-
3.459.750,-
14.996.730,-

Sumber: Analisis Data Primer, 2017.
Pendapatan
Nilai pendapatan usahatani yang diterima petani padi di Desa Salem selama satu musim, adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya.  Analisis pendapatan dalam penelitian ini tidak dipengaruhi oleh biaya penyusutan alat, karena biaya tersebut termasuk dalam kategori biaya implisit. Hasil analisis pendapatan selaras dengan penelitian Mayasari (2015), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Keberadaan Kelompok Tani Terhadap Pendapatan Usahatani Tembakau (Studi Kasus di Desa Tlogosari Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo)” menunjukkan bahwa Pendapatan petani yang tergabung dalam kelompok tani lebih tinggi dbandingkan dengan petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor  diantaranya; usaha produktif kelompok tani, keaktifan petani dalam mengikuti penyuluhan dan diskusi sesama anggota kelompok tani. Data mengenai perbandingan rata-rata pendapatan petani berkelompok dan non kelompok di Desa Salem Kecamatan Salem dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Perbandingan Rata-rata Pendapatan Usahatani Padi Per Musim Tanam Bagi Petani berkelompok dan NonKelompok di Desa Salem.
Keterangan
Berkelompok
Non kelompok


Rata-rata (2.332 m2)
Per 1 Ha
Rata-rata
(2.307 m2)
Per 1 Ha

Total Penerimaan (Rp)
4.896.570,-
20.997.270,-
3.459.750,-
14.996.730,-

Total Biaya Eksplisit (Rp)
1.824.308,-
7.822.933,-
1.901.838,-
8.243.772,-

Pendapatan (Rp)
3.072.263,-
13.174.370,-
1.557.913,-
6.752.982,-

Sumber: Analisis Data Primer, 2017.
.
Analisis Independen t test
Independen t test adalah uji komparatif atau uji beda untuk mengetahui adakah perbedaan mean atau rata-rata yang bermakna antara dua kelompok bebas yang berskala data interval atau rasio. Data hasil output SPSS uji independent test dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Uji Independent Samples Test
Independent Samples Test


Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means


F
Sig.
T
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference









Lower
Upper

R
Equal variances assumed
,063
,803
4,583
38
,000
,776031061
,169323081
,433254404
1,118807717


Equal variances not assumed


4,583
36,940
,000
,776031061
,169323081
,432931162
1,119130959

Sumber: Hasil Output Data SPSS, 2017.
Hasil uji levene test bersifat homogenitas. Karena data bersifat homogenitas maka data yang digunakan adalah baris pertama yaitu nilai t hitung 4,583 pada DF 38.  DF pada uji t adalah N-2, yaitu pada kasus ini 40-2=38. Nilai t hitung ini anda bandingkan dengan t tabel pada DF 38 dan probabilitas 0,05. Berdasarkan nilai output diatas diperoleh nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata pendapatan petani yang berkelompok dan tidak berkelompok. Selain itu, untuk mengetahui perbedaan dapat diketahui dengan t hitung. Apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka terdapat perbedaan dan apabila t hitung lebih kecil dari t tabel maka tidak terdapat perbedaan.
Berdasarkan hasil output data SPSS maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan pendapatan antara petani berkelompok dan non kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok tani mempunyai peran terhadap peningkatan pendapatan usahatani padi. Hasil analisis selaras dengan penelitian Mayasari (2015), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Keberadaan Kelompok Tani Terhadap Pendapatan Usahatani Tembakau (Studi Kasus di Desa Tlogosari Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo)” menyatakan bahwa hasil pendapatan usahatani padi kemudian di uji dengan menggunakan uji t diketahui bahwa keberadaan kelompok tani mempengaruhi pendapatan usahatani, dan intensitas pertemuan mempengaruhi pendapatan.

KESIMPULAN
Rata-rata biaya total usahatani padi satu musim tanam bagi petani berkelompok lebih kecil jika di bandingkan dengan petani non kelompok. Rata-rata total biaya petani berkelompok sebesar Rp 1.864.432,- dengan rata-rata luas lahan 2.332 m2 dan untuk petani non kelompok sebesar Rp 1.937.288,- dengan luas lahan 2.307 m2. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk petani berkelompok setelah di konversi sebesar Rp 7.945.670,- per ha dan petani non kelompok sebesar
Rp 8.324.411,- per ha.
Rata-rata pendapatan usahatani padi sawah untuk petani yang berkelompok sebesar Rp 3.072.263,- per musim tanam dan non kelompok tani sebesar
Rp 1.557.913,- musim tanam. Rata-rata pendapatan usahatani padi diperoleh dari hasil kali antara rata-rata produksi (kg) dengan harga (Rp). Rata-rata pendapatan untuk petani berkelompok setelah di konversi sebesar
Rp 13.174.370,- per ha dan petani non kelompok sebesar Rp 6.752.982,- per ha.
Hasil uji Independen t terhadap pendapatan petani berkelompok dan non kelompok dengan nilai DF=38 dan probabilitas 0,05 dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata pendapatan petani yang berkelompok dan non kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok tani mempunyai peran terhadap peningkatan pendapatan usahatani padi.

SARAN
Petani yang berkelompok dan non kelompok harus menyadari bahwa dengan adanya kelompok tani beban biaya usahatani dapat di minimalisir. Sehingga disarankan kepada petani yang belum berkelompok untuk membentuk kelompok tani. Hal ini bertujuan agar pendapatan usahatani dapat meningkat. Petani yang berkelompok disarankan agar terus meningkatkan produktivitas dengan memanfaatkan segala faktor-faktor produksi yang dimilikinya secara maksimal dan efisien.
Perlu adanya peran aktif dari setiap anggota kelompok tani dalam melaksanakan program kerja yang telah direncanakan.
Usaha produktif kelompok tani (traktor) lebih baik jika disewakan kepada seluruh petani, sehingga penerimaan dari sewa traktor akan lebih banyak.
Pemerintah melalui Dinas Pertanian atau Dinas terkait lainnya sebaiknya membuka informasi sebanyak-banyaknya tentang perkembangan teknologi pertanian dari pengolahan lahan hingga pemasaran dan pentingnya mengikuti penyuluhan sehingga petani bisa memperoleh pengetahuan baru tentang usahatani yang dilakukannya.
Bantuan atau subsidi harus lebih ditingkatkan. Hal ini bertujuan agar produktivitas meningkat dan minat usahatani bagi petani non kelompok semakin tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Tasma, Havidz dan Aima. (2013). Ekonomi Manajerial Dengan Pendekatan Matematis. Edisi Revisi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Arianda, Dwi. (2010). Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Budidaya Padi Sistem Legowo di Kabupaten Tangerang. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Badan Pusat Statistik. (2016). Kabupaten Brebes Dalam Angka 2015. Brebes.

Mayasari, F. (2015). Pengaruh Keberadaan Kelompok Tani Terhadap Pendapatan Usahatani Tembakau (Studi Kasus di Desa Tlogosari Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo). Skripsi. Universitas Abdurachman Saleh Situbondo.

Soekartawi. (2002). Analisis Usaha Tani. Jakarta: UI-PRESS.

Soertrisno. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. (2016). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar