Desa Kedungjati Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal, dengan penduduk lebih dari 4000 jiwa, terletak di perbatasan antara Kab. Tegal dan Kab. Pemalang dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Ds. Kendayakan (Kec. Warureja)
Sebelah Timur : Sungai Rambut (perbatasan tegal pemalang)
Sebelah Tenggara : Ds. Gongseng (Kab. Pemalang)
Sebelah selatan : Ds. Karangsari (kec. Jati Negara, Kab. Tegal)
Sebelah barat : Ds.Sigentong dan Sidamulya (Kec. Warureja)
Sebelah Timur : Sungai Rambut (perbatasan tegal pemalang)
Sebelah Tenggara : Ds. Gongseng (Kab. Pemalang)
Sebelah selatan : Ds. Karangsari (kec. Jati Negara, Kab. Tegal)
Sebelah barat : Ds.Sigentong dan Sidamulya (Kec. Warureja)
Bicara soal Kedungjati tentu tak pernah lupa dengan ulama yang sering kita sebut Mbah Soleh, beliau merupakan penyempurna keislaman di Kedungjati. Makamnya bisa kita liat di pemakaman umum Gentari Dk. Cipero. Mbah Soleh juga meninggalkan beberapa asset Islam di Kedungjati dan asset terbesarnya adalah sebuah masjid, yang kemudian masjid itu dinamakan Masjid Soleh Al-Mubarak.
Kedungjati Sigentong dulu adalah 1 Desa, namun karena adanya pemekaran wilayah Desa Kedungjati di bagi 2 yaitu, Kedungjati itu sendiri dan Desa Sigentong. Dengan perpisahan kedua wilayah tersebut kini Kedungjati semakin sempit, luasnya kini > 8 km2 saja. Dalam satu wilayah Kedungjati ada dua daerah penyangga yang sering kita sebut dengan Dukuh yaitu, Dk. Macan Ucul dan Dk. Cipero. Dk Macan Ucul terletak di Sebelah Barat dan Dk. Cipero di sebelah Selatan.
Letak strategis Kedungjati yang berada di jalan Kedungjati-Babadan dan Kedungjati-Balamoa mempermudahkan orang-orang yang ingin datang ke Kedungjati. Dan ditunjang dengan adanya sarana Transportasi Modern maupun Tradisional seperti Angkutan Umum, Ojeg, Becak dan Pir, yang sangat memadai bagi masyarakat Kedungjati dan sekitarnya.
Dari segi fasilitas Kedungjati tidak kalah dengan daerah lain, adanya pasar yang merupakan pasar satu-satunya di Kec. Warureja yaitu pasar Jati Purwa, Puskesmas desa yang terletak di kantor Kepala Desa, kantor polisi hutan, lapanagan bola, lapangan bola volley, lapangan bad minton, gedung lawet, rice mile, bendung cipero yang rencananya dalam beberapa tahun kedepan akan dijadikan tempat wisata karena ke eksotisan bendungannya dan masih banyak yang lainya.
Hampir lebih dari 50% penduduk Kedungjati merantau di Ibu Kota Negara yaitu Jakarta. Hal ini terjadi karena terbatasnya lapangan pekerjaan di desa dan ditambah dengan pendapatan perkapita Provinsi DKI Jakarta yang sangat tinggi.
Dikarenakan letaknya yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten yaitu Slawi 30 km, masyarakat Desa Kedungjati justru lebih banyak bergantung pada kabupaten pemalang yang jaraknya hanya sekitar 15 km, dengan menggunakan angkutan umum masyarakat Kedungjati sangat mudah menuju Kota Pemalang. Bahkan anak-anak yang ingin sekolah di sekolah yang berprestasi justru kebanyakan bersekolah di sekolahan unggul yang ada di Pemalang.
Yang ditunggu – tunggu oleh masyarakat Kedungjati, hanya ada dalam satu tahun sekali adalah Karnaval Maulid Nabi Muhammad SAW yang ada dalam bulan Maulud, masyarakat kedungjati sangat antusias dalam mengikutinya. Segala kalangan Laki – laki Perempuan, Tua Muda, boleh mengikutinya, acaranya dimulai dari upacara dari panji – panji IPNU – IPPNU Desa Kedungjati, Kemudian sambutan dan pembukaan dari Kepala Desa. Kegitannya berjalan mengelilingi Desa dan Dukuh Macan Ucul dengan formasi berbaris, dan byasanya barisan pertama adalah panji-panji IPNU – IPPNU disusul Drum Band untuk memper indah kegiatan dengan alunan suaranya, murid – murid dan guru – guru MDA – MDW, jamiyah Ibu – Ibu, jamiyah Bapak bapak, kemudian grup – grup karnaval yang mayoritas dari anak – anak, malamnya pembagian hadiah dan pengajian umum. Karnaval Maulid Nabi di Kec. Warureja hanya da di Desa Kedungjati dan Kendayakan’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar